Lamongan, 13 Agustus 2025 — Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Lamongan (Unisla), Hepi Ikmal, menegaskan bahwa alumni tidak cukup hanya berbekal kepintaran atau kompetensi akademik. Mereka dituntut untuk mampu memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat demi tercapainya kemaslahatan bersama.
Pernyataan tersebut disampaikan saat melepas 234 peserta yudisium program sarjana dan magister FAI tahun akademik 2024/2025. Acara yudisium digelar di Aula Lantai 3 Gedung Pascasarjana Unisla dengan khidmat, diikuti oleh lima program studi, yakni Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Ekonomi Syariah (ES), serta Magister Pendidikan Agama Islam (PAI).
Dalam kesempatan tersebut, Hepi mengapresiasi perjuangan mahasiswa yang berhasil menuntaskan studi mereka. Menurutnya, capaian kelulusan tahun ini sangat membanggakan. “Mahasiswa Fakultas Agama Islam Angkatan 2021 yang dinyatakan lulus mencapai 98%. Ini patut kita syukuri, sebab tidak sedikit mahasiswa yang biasanya terhenti di tengah jalan,” ujarnya.
Dekan juga memberikan ucapan selamat sekaligus doa terbaik bagi para alumni yang akan segera memasuki babak baru kehidupan. Ia berharap perjalanan mereka di masa depan selalu diberi kemudahan dan kesuksesan oleh Allah SWT.
Lebih jauh, Hepi menekankan bahwa kecerdasan intelektual harus dibarengi dengan kepedulian sosial. Menurutnya, alumni FAI tidak boleh berhenti pada predikat sarjana atau magister semata, tetapi harus menebarkan manfaat di lingkungannya masing-masing. “Alumni Fakultas Agama Islam harus senantiasa meniti jalan kebaikan, menyebarkan kemaslahatan di manapun berada,” tegasnya.
Ia menambahkan, FAI Unisla sejak awal didesain bukan sekadar mencetak lulusan dengan kemampuan akademik, melainkan juga mempersiapkan calon pemimpin di tengah masyarakat. “Fakultas Agama Islam mentasbihkan diri sebagai college for future leaders. Tempat belajarnya calon pemimpin masa depan,” jelasnya.
Lebih lanjut beliau menjelaskan,
“Ada dua misi utama manusia, yakni sebagai abdullah (hamba Allah) dan khalifatullah (pemimpin di bumi). Pendidikan dasar hingga menengah orientasi utama adalah menyadarkan peserta didik untuk mencapai penghambaan/ibadah kepada Allah. Sedangkan perguruan tinggi memiliki misi lebih besar, yakni membentuk mahasiswa menjadi pemimpin/khalifatullah yang berdedikasi dan berkontribusi untuk untuk kemaslahatan di tengah masyarakat,”
Hepi juga mengingatkan bahwa peran khalifatullah bukan sekadar simbol, tetapi harus diwujudkan dalam kerja nyata. Alumni FAI, kata dia, diharapkan mampu menjadi motor penggerak perubahan positif (kemaslahatan), baik di bidang pendidikan, ekonomi syariah, maupun masyarakat secara umum.
Suasana yudisium berlangsung penuh kehangatan dan rasa haru. Para mahasiswa yang kini resmi menyandang gelar sarjana maupun magister, terlihat antusias menyimak pesan dan amanat yang disampaikan. Banyak di antara mereka mengaku termotivasi untuk tidak hanya berhenti pada capaian akademik, tetapi juga menyiapkan diri mengabdi untuk masyarakat.
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama serta penyerahan penghargaan simbolis kepada perwakilan mahasiswa terbaik dari masing-masing program studi. Momentum yudisium ini menjadi titik awal perjalanan para alumni FAI Unisla untuk menapaki jalan pengabdian sesuai pesan sang dekan: menjadi insan yang bermanfaat dan membawa kemaslahatan di tengah masyarakat.