“Saya belajar satu hal penting, jika kita tidak mengendalikan diri sendiri, maka waktu akan mengendalikan kita,” Ummu Khairiyah, Wisudawan Terbaik S-3 Unesa

Kisah inspiratif datang dari Dosen PGMI FAI Unisla, Ummu Khairiyah, akrab disapa Rea. Berkat ketekunan dan kreativitasnya, ia berhasil meraih predikat wisudawan terbaik Program Doktor (S-3) Pendidikan Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa pada Wisuda ke-115. Ia lulus dengan IPK sempurna 4,00.

Dalam disertasinya, Rea mengembangkan model pembelajaran REA (Read, Explore, Application) berbasis etnosains untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan literasi sains siswa sekolah dasar.

Putri pasangan Nury Syamsi dan Asrifah ini tidak hanya aktif menuntut ilmu, tetapi juga terus mengembangkan karier. Kini ia menjadi dosen di Program Studi S-1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Lamongan (UNISLA).

Rea mengungkapkan, awalnya ia adalah lulusan S-1 dan S-2 Pendidikan Sains Unesa. Setelah lulus tahun 2015, ia diterima sebagai dosen. Selain itu, ia juga menjadi instruktur literasi sains AKMI, fasilitator sekolah penggerak Provinsi Jawa Timur, serta asesor BAN PDM Provinsi Jawa Timur.

Baginya, peran sebagai dosen sekaligus ibu rumah tangga tidak menjadi penghalang untuk terus berprestasi. Ia aktif menulis artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional. Beberapa karyanya antara lain:  Jurnal Q4: Improving science literacy and communication skills: A study using development of the read, explore, application (REA) learning model based on ethnoscience. Dan Jurnal Q3: Development of an ethnoscience-based REA learning model in natural science lessons changes in the form of objects: Analysis of validity and reliability. Ia juga telah menerbitkan berbagai buku dan memperoleh HKI.

Sebagai perempuan asal Sukomulyo, Lamongan, ia menuturkan bahwa tantangan terbesar selama studi doktoral adalah manajemen waktu. “Tantangan terberat adalah melawan rasa malas, menunda, dan pikiran-pikiran negatif yang seringkali menjadi penghalang,” ujarnya.

Rea menegaskan bahwa kunci keberhasilan adalah strategi khusus. Ia selalu menetapkan target penyelesaian, fokus, serta menjaga sistem dukungan dari keluarga dan lingkungan kampus.

“Saya sangat beruntung memiliki teman-teman yang saling mendukung. Berkat itu, saya bisa menyelesaikan studi S-3 dengan presentase 80% lulus tepat waktu. Dan, alhamdulillah, saya berhasil meraih IPK 4,00,” pungkasnya.