Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Lamongan (Unisla) menggelar International Stadium General dengan tema Quo Vadis Studi Islam? Menjawab tantangan membangun Islam masa depan,, berlangsung di Auditorium Pascasarjana Unisla Lt. 3, Senin (11/09/2023).
Kegiatan International Stadium General ini, menghadirkan narasumber dari luar negeri, yaitu, Prof. Dr. Muhammad Ibrahim Al Asyamawi Guru Besar Ilmu Hadits Universitas Al Azhar Kairo Mesir.
Hadir secara langsung, Rektor Unisla, Wakil Rektor III, Dekan FAI, Wakil Dekan FAI, dan Kaprodi-Kaprodi FAI Unisla. Serta mahasiswa FAI Unisla sebagai peserta sebanyak lebih dari 100 peserta.
Rektor Unisla, Dr. Abdul Ghofur, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Muhammad Ibrahim Al Asyamawi yang telah bergabung dan berpartisipasi pada kesempatan ini.
Selain itu, ucapan selamat datang disampaikan Rektor kepada para mahasiswa agar turut mengembangkan suasana akademik di lingkungan kampus dengan menghadiri kegiatan-kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh kampus.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor mengapresiasi Fakultas Agama Islam yang telah menggelar International Stadium General. Beliau sangat berharap kegiatan ilmiah seperti ini semakin sering dilakukan, Karena semakin banyak atmosfir akademik yang baik akan menumbuhkan kualitas lulusan nantinya.
“Saya yakin kampus ini akan semakin maju kalau semua pihak, baik fakulta maupun mahasiswa turut andail menciptakan suasana akademik di kampus melalui kegiatan-kegiatan ilmiah,” ungkap Rektor.
Hal ini ditanggapi secara positif oleh Dekan Fakultas Agama Islam Unisla Dr. Hepi Ikmal, M.Pd.I. Menurutnya International Stadium General ini sebaai Upaya mendekatkan mahasiswa kepada wacana kepada ahlinya. Harapannya semua mahasiswa dapat merefleksikan apa yang dibaca, apa yang dipelajari kepada narasumber yang representatif.
“Kehadiran Prof Ibrohim ini sebagai anugerah karena kita harapkan dapat memberikan orientasi kajian kesilaman ke depan. Dan sebagai guru besar Ilmu Hadis Al Azhar, tentu bisa menjadi radar bagi kita para pengkaji isu-isu keislaman, baik itu pendidikan maupun ekonomi.” ungkap Dekan.
Sementara itu, Prof. Dr. Muhammad Ibrahim Al Asyamawi yang menjadi materi tersebut memberikan gambaran orientasi kajian keislaman masa depan. Menurutnya pelajar muslim harus berimbang antara belajar agama dan belajar pengetahuan umum. Hal itu diungkapkan karena beliau merefleksikan kehidupan masyarakat era kontemporer yang tidak cukup hanya berbekal dengan ilmu pengetahuan umum saja tanpa berlandaskan agama.
Beliau juga mengungkapkan pentingnya mempelajari ilmu kapada ahlinya. Menurutnya hari ini banyak yang bisa memberikan pengetahuan tanpa dilandasi dengan keahlian yang mumpuni. Beliau juga mencontohkan perkebangan media sosial seperti Youtube, yang semua manusia bisa menyampaikan pendapatnya tanpa ada klasifikasi ia kredibel atau tidak. Karenanya beliau berpesan jangan sampai salah kita memilih guru.
Beliau juga menutup dengan pentingnya bagi pelajar untuk tidak bersikap ektrim dalam beragama. Karena agama yang diajarkan nabi adalah agama dengan kasih sayang. Yang melahirkan nilai-nilai kemanusiaan.