Kuala Lumpur, 18 November 2025 — Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Lamongan bersama Institut Al-Fitrah Surabaya melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Internasional bertajuk “Pendampingan Psiko-Spiritual dan Kompetensi Multikultural Al-Khidmah di Gombak, Kuala Lumpur, Malaysia.” Program ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan mental dan spiritual dalam komunitas Jama’ah Thoriqoh Al-Khidmah Malaysia.

Selama kegiatan berlangsung, tim dosen dan mahasiswa FAI Unisla memberikan pelatihan konseling berbasis nilai tasawuf serta pelatihan lintas budaya bagi lebih dari 150 PMI dari berbagai sektor kerja. Pendekatan ini memadukan metode ilmiah dengan kearifan spiritual, untuk menjawab tantangan kesejahteraan psikologis dan sosial para diaspora di negeri jiran.

Dekan Fakultas Agama Islam, Dr. Hepi Ikmal, S.Pd.I., M.Pd.I., menyampaikan bahwa program ini bukan sekadar kegiatan formal akademik, tetapi bentuk komitmen FAI terhadap keislaman dan kemanusiaan lintas batas. “Sebenarnya kami di sini untuk saling mengenal. Kami hadir di komunitas/jama’ah Al Khidmah Malaysia untuk bersama-sama menggali spiritual survival spirit,  kesadaran bahwa spiritualitas dan multikultural adalah kunci adaptasi,” ujarnya saat ditemui di lokasi kegiatan.

Sementara itu, Dr. H. Rosyid, S.Pd.I., M.Fil.I., Tim Institut Al-Fitrah Surabaya sekaligus Ketua Thoriqoh Al-Khidmah Indonesia, menekankan pentingnya dimensi tasawuf dalam pendampingan spiritual. “Tasawuf bukan hanya zikir dan wirid, tapi pembinaan jiwa agar manusia kembali pada keseimbangan fitrahnya. Dalam konteks pekerja migran, nilai-nilai seperti ikhlas, sabar, syukur, dan tawakkal menjadi energi spiritual yang menjaga mereka dari kelelahan batin dan keterasingan sosial,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa spiritualitas Islam yang sejati harus hadir dalam tindakan sosial: menolong, mendengar, dan menguatkan sesama.

Apresiasi datang dari Ketua Al-Khidmah Malaysia, KH. Mulyadi, yang menyebut kegiatan ini sebagai angin segar bagi jamaah di Gombak. “Pendampingan ini sangat menyentuh sisi kemanusiaan. Kami melihat para jamaah menjadi lebih tenang, optimis, dan punya arah hidup yang jelas. Ini bukan sekadar program kampus, tapi dakwah yang hidup di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Program yang berlangsung selama enam bulan ini menjadi tonggak penting dalam kolaborasi antara lembaga pendidikan Indonesia dan komunitas diaspora di Malaysia. Melalui kegiatan ini, FAI Unisla dan Insttitut Al Fitrah Surabaya berharap dapat memperluas jejaring pengabdian internasional serta mendorong model pendampingan psiko-spiritual berbasis komunitas di berbagai negara.

Dengan berakhirnya kegiatan di Gombak, FAI Unisla menegaskan komitmennya untuk menjaga keberlanjutan program melalui sistem pendampingan digital dan pelatihan lanjutan bagi peer counselor. “Kami ingin memastikan bahwa nilai pengabdian tidak berhenti di sini. Gombak adalah awal dari langkah besar menuju kemanusiaan lintas budaya,” tutup Hepi Ikmal.