Sejak dua bulan lalu, SMK PGRI 1 Lamongan telah menyaksikan transformasi signifikan dalam dunia literasi, berkat kolaborasi antara Mahasiswa Kampus Mengajar 7 yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, termasuk dari Universitas Islam Lamongan (Unisla). Inisiatif ini menghasilkan perpustakaan digital yang inovatif, memanfaatkan teknologi scan barcode untuk akses yang lebih mudah dan cepat.

Dinar Mahdalena Leksana, Dosen Pembimbing Lapangan dari Unisla mengatakan proyek ini adalah meningkatkan literasi siswa SMK PGRI 1 Lamongan dengan memanfaatkan teknologi terkini.

“Kami ingin memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi siswa-siswi di sini,” kata Dinar ketika di temui di kantor Lembaga Penjamin Mutu Unisla, Sabtu, 4/5/2024)

Menurut Dinar, program perpustakaan digital dan PL10 (Pembiasaan Literasi 10 Menit) menjadi fokus utama Mahasiswa Kampus Mengajar 7.

“Kami terus berinovasi untuk mengembangkan literasi siswa dengan mengikuti perkembangan zaman yang semuanya mengadopsi teknologi,” ucap Dinar.

Lebih lanjut Dinar menjelaskan, perpustakaan digital ini bukan hanya sekedar kumpulan buku digital, tetapi juga memiliki sistem yang memudahkan siswa dalam mengaksesnya.

Dikatakan Dinar, dengan menggunakan teknologi scan barcode, siswa dapat dengan cepat menemukan buku yang mereka butuhkan dan membacanya secara langsung melalui perangkat digital.

“Kami berharap program ini bukan hanya sekadar proyek sementara, tetapi dapat menjadi rutinitas yang baik dan berkelanjutan,” ujarnya.

Meskipun masa penugasan para mahasiswa sebagai Mahasiswa Kampus Mengajar 7 akan berakhir, Dinar menegaskan, mereka berkomitmen untuk tetap mendukung dan memastikan keberlangsungan program ini.

Dinar menjelaskan, kolaborasi antara Mahasiswa Kampus Mengajar 7 dan SMK PGRI 1 Lamongan bukan hanya sekedar memperkenalkan teknologi, tetapi juga membawa perubahan dalam budaya literasi di sekolah tersebut.

Menurutnya, siswa-siswi kini lebih termotivasi untuk membaca dan belajar, karena literasi tidak lagi terasa sebagai tugas yang membosankan, tetapi menjadi pengalaman yang menyenangkan dan interaktif.

Siswa SMK PGRI 1 Lamongan juga memberikan tanggapan positif terhadap perpustakaan digital dan program PL10. Mereka merasa bahwa ini adalah langkah yang tepat menuju masa depan yang lebih cerah.

“Kami senang bisa mengakses buku-buku dengan mudah. Program PL10 juga membuat kami lebih terbiasa membaca setiap hari,” tutur Dinar.

Tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa, Dinar bilang, kolaborasi ini juga memberikan dampak positif bagi para guru dan orangtua. Guru-guru merasa terbantu dengan adanya perpustakaan digital ini, karena mereka dapat lebih mudah memberikan referensi bacaan kepada siswa. Sedangkan orangtua merasa senang karena melihat anak-anak mereka semakin gemar membaca dan mengembangkan minat literasi.

“Selain itu, program ini juga mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah dan pemerintah setempat. Mereka menyambut baik inisiatif Mahasiswa Kampus Mengajar 7 dan memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk kelancaran program ini”, kata Dinar.

Dengan demikian, lanjutnya, perpustakaan digital dan program PL10 yang diinisiasi oleh Mahasiswa Kampus Mengajar 7 bersama SMK PGRI 1 Lamongan tidak hanya sekadar proyek pendidikan, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan sosial yang positif dalam dunia literasi.

“Semoga kolaborasi ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk terus mengembangkan literasi dengan memanfaatkan teknologi yang ada,” ucapnya .(*)