Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabinet Sinergi Kolaborasi Universitas Islam Lamongan (Unisla) periode 2023-2024 menggelar Dialog Kebangsaan bersama 3 stakeholder sekaligus, di gedung Pasca sarjana Unisla lantai 3, Selasa, (19/12/ 2023).
Dialog kebangsaan dengan mengusung tema “Peran Mahasiswa dalam Menyongsong Perubahan Menuju Indonesia Maju” ini menghadirkan Dyah Roro Esti, B.A., M.Sc, Anggota DPR RI Komisi VII, Rian Septrianto Maulana S.M, Ketua Gekrafs Jawa Timur, dan Drs. M. Fahrudin Ali Fikri M.Si, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Pemda Kabupaten Lamongan. Khilmi Ansory, Ketua Panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan di Unisla.
“Kawan-kawan Ormek dan turut mengundang seluruh BEM yang ada di Kabupaten Lamongan. Sebagai kaum terpelajar, sudah sepatutnya kita berfikir maju kedepan untuk menciptakan terobosan yang terbaru,” ujarnya.
Melalui Stakeholder Pentahelix Mapping. BEM Unisla terbuka kepada seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur hingga skala Nasional.
“Kegiatan ini merupakan inisiatif dari pengurus BEM Unisla dan dirasa perlu kami tegaskan bahwasanya Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Lamongan dan juga beberapa pihak yang hari ini hadir, tidak menyalahi aturan yang ada dan kami berani pastikan bahwa tidak ada unsur kampanye dalam kegiatan ini,” ucap Nur Wahid, Ketua BEM Unisla.
Sementara Wakil Rektor 3 Unisla, Dr Winarto Eka Wahyudi, S.Pd., M.Pd.I, menyampaikan bahwa Rektorat Unisla mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh BEM Unisla yang menggandeng beberapa stakeholder dalam kegiatan dialog kebangsaan ini.
“Hal ini selaras dengan harapan kami bahwasannya event kerjasama seperti ini terus digalakkan, dialektika dikampus harus hidup sehingga kampus Unisla bisa dikenal sebagai kampus pencetak kader aktivis dan akademis yang hebat,” ucapnya. Dalam agenda dialog kebangsaan ini pembicara pertama Dyah Roro Esti meminta keberagaman yang ada di Indonesia disikapi dengan bijak dan moderat oleh generasi z maupun generasi milenial.
“Perkembangan situasi dan kondisi bangsa Indonesia saat ini, sedang diwarnai berbagai peristiwa baik sosial, politik, yang dikhawatirkan akan bisa memecah belah rasa kebersamaan, ke-Bhineka-an, rasa persatuan dan kesatuan NKRI. Perbedaan beragam yang dimiliki bangsa Indonesia perlu untuk disyukuri bersama. karena diakui NKRI lahir dari keberbedaan baik suku, bahasa, agama juga RAS,” tuturnya.
Febri Hermansyah, perwakilan panelis menanggapi dengan meminta Pemerintah Indonesia mendorong untuk beralih ke energi terbaru dan terbarukan. “Melihat hal seperti itu bagaimana tantangan yang ada dan cara mempercepat agar harapan pemerintah itu bisa dicapai dan progres nyata untuk mewujudkan bersama penggunaan energi berbasis lingkungan di Indonesia,” katanya.
Sebab menurutnya, perubahan iklim telah terbukti menjadi bencana global dan terus menjadi permasalahan yang meningkat saat ini. Menanggapi itu, Dyah Roro Esti menjelaskan bahwa DPR RI Komisi VII terus mendorong agar RUU energi baru segera disahkan sebelum periode kerja selesai. “Energi berbasis lingkungan bisa kita wujudkan bersama apabila sinergitas antara pemerintah dengan masyarakat bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Utamanya, Dyah Roro Esti berharap kalangan mahasiswa bisa peduli melalui peningkatan kesadaran tentang energi terbarukan, mengembangkan inovasi energi terbarukan, mendorong penggunaan transportasi ramah lingkungan, mengadakan kegiatan cinta lingkungan, dan mendorong perubahan kebijakan yang ramah kepada lingkungan Di kesempatan ini, Fahruddin, membeberkan potensi yang dimiliki Kabupaten Lamongan.
Menurutnya, dengan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 kilometer persegi, Lamongan kaya akan potensi hasil pertanian dan perikanan. “Dari data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten lamongan, dengan luasan lahan panen 154.204 Ha, Kabupaten Lamongan mampu menghasilkan gabah kering giling (GKG) sebesar 1.196 310 ton pada Bulan Januari-Desember tahun 2021 dan menjadikan Kabupaten Lamongan masih menjadi salah satu penyumbang produksi padi terbesar di Jawa Timur,” ucapnya.
Di akhir sesi Cak Rian, sapaan akrab Ketua Gekrafs Jatim menuturkan bahwa multikulturalisme pemuda bangsa Indonesia harus disikapi dengan bijak. Menurut Rian, semangat persatuan dan kebersamaan sebagai kunci keberhasilan dan kemajuan bangsa. Selain itu, Ia juga berharap mahasiswa aktif berorganisasi untuk memperluas relasi, pengembangan minat dan bakat serta belajar tentang kehidupan bermasyarakat di dalam organisasi. (*) Pewarta: Muhammad Nizar Editor: Ardiyanto